PALANGKA RAYA – Kota Palangka Raya, adalah ibukota Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) dengan memiliki daerah Kabupaten sebanyak 13 dan 1 kotamadya Palangka Raya. Dengan dikeliling sungai dan anak sungai, serta hutan Tropis serta rawa gambut.
Dengan kultur wilayah yang berada ditengah pulau Borneo (Kalimantan), tentunya sebagai kota Administrasi, penyanggah wilayah Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, di Panajam, Kalimantan Timur (Kaltim). Perlunya perannan penting, yang dilakukan oleh aparat pemerintah, khususnya dalam pemberdayaan disektor Pariwisata yang digaungkan selama ini.
Namun hal itu terbalik lurus dari yang diharapkan masyarakatnya, para tokoh adat, karena terlihat dari hal kecil saja pihak pemerintah tidak bisa memperhatikannya. Jembatan Sungai Kahayan, adalah salah satu Ikon Kota Palangka Raya, sebagai daya tarik Pariwisata yang ada di kota ‘Cantik’ ini.
Selain pariwisata, Jembatan Kahayan adalah symbol megahnya pembangunan yang ada di Kalteng selama ini, pada siang hari, pariwisata susur sungai Kahayan dapat diandalkan dalam peningkatan Ekonomi kreatif masyarakat, dan pada malam hari disekitar sungai Kahayan, juga ditampilkan suasana heningnya pemandangan sungai Kahayan, dengan berdirinya Café – café dibantaran sungai itu.
Namun hal yang tidak enak, malam tadi, Sabtu malam (30/7/22), suasana yang terlihat tidak seperti biasanya. Pemandangan disekitar Sungai Jembatan Kahayan, tidak adanya penerangan seperti biasanya. Keindahan jembatan Kahayan tidak bisa dilihat. Lampu sorot yang menjadi panorama keindahan Jembatan itu, mati. Hanya terlihat lampu lalu lalang pengemudi Truk atau Mobil yang melewati Jembatan yang menjadi Kebanggaan masyarakat Kota Palangka Raya, Kalteng ini.
Nono, warga yang Jawa Timur, Surabaya ini, menyampaikan ke Media bahwa terlihat mati tidak ada aktivitas apapun di Palangka Raya, khususnya dibantaran sungai Kahayan pada malam hari, tidak bisa melihat keindahan Kontruksi Jembatan Sungai Kahayan pada Malam Hari.
“Katanya Jembatan Kahayan kalau malam hari pemandangannya sangat Indah, namun saat saya lihat hanya lampu sorot lalu lalang mini bus ataupun truk yang lewati jembatan itu, ” ungkap salah satu pengusaha dari Surabaya ini.
Apa yang juga disampaikannya, dibenarkan salah satu pengusaha UKM yang berada dibantaran sungai Kahayan. Lilis, mengatakan sudah lama lampu penghias jembatan Kahayan ini mati dan tidak menyala, hal ini membuat sejumlah usaha – usaha yang berada dikawasan kafe bantaran sungai jarang lagi ada pengunjungnya.
“Malam minggu seperti ini, biasanya ramai pengunjungnya, ini sangat sepi bahkan jarang ada, ini harapan kami agar pemerintah Kota maupun Provinsi Kalteng bisa memperhatikannya sector pariwisata, agar bisa memperbaiki lampu Jembatan Kahayan yang tidak hidup, agar bisa hidup, ” harap Lilis ini.
Seperti diketahui, dana pemeliharaan jembatan Kahayan adalah dari Dana SKPD Dinas PUPR Kalteng, dana itu digelunturkan tiap tahun, baik untuk perawatan jembatan Kahayan dan fasilitas lainnya. Hal ini jadi pertanyaan bagi media ini, ada apa dengan dana itu.
“Dana pemeliharaan Jembatan Kahayan, Milyaran Rupiah, termasuk pengecetan tiap tahun dan pemeliharaan lainya. Dan dana itu dalam satuan SKPD Dinas PUPR Kalteng, dari dana Pusat Kementerian yang dikelola Satuan SKPD PUPR Kalteng. Dikelola oleh Satuan Kerja atau Satker, dibawah Dinas PUPR Kalteng, dengan dan hampir Milyaran tiap Tahunnya, ” Gunawan, DPD Lembaga Aliansi Indonesia Badan Penelitian Aset Negara (LAI BPAN) Kalimantan Tengah.
Menurutnya, agar geliat perekonomian sector Pariwisata di Kalteng bisa dikembangkan, diperlukan sinkronisasi dari Pemerintah daerah, Kabupaten/kota serta utamanya Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dengan keberadaan masyarakatnya, khususnya para UKM yang ada.
Apabila hal ini tidak didukung, maka akan sulit mendapatkan hasil yang baik dalam pengembangannya, khsususnya dalam go Nasional pariwisata yang dimiliki daerah ini.
“Kalau seperti ini, maka akan Cuma mimpi saja harapan agar pariwisata di Kalteng bisa maju seperti daerah lain, dari hal terkecil saja tidak bisa diperhatikan oleh pihak aparat pemerintah, ” tututpnya.
Sementara itu, dinas PUPR Kalteng, media ini mencoba mengkonfirmasi untuk mencari keterangan terkait matinya lampu Jembatan Kahayan, tidak bisa mendapatkan keterangan. Kepala Dinas, PUPR Kalteng, Shalahuddin. Melalui sambungan telepon dan whatshap yang disampaikan media ini, meminta klarifikasi, tidak ada jawaban.