KESEHATAN - Coba bayangkan, setiap hari BPJS Kesehatan memutar uang ratusan miliar rupiah. Iya, ratusan miliar! Tapi dari mana datangnya uang itu? Tentu bukan jatuh dari langit atau pohon uang ajaib. Itu adalah hasil dari keringat rakyat, dari mereka yang setia membayar iuran bulanan. Tapi dengan uang sebesar itu, pertanyaannya tetap sama: apakah rakyat sudah mendapatkan layanan kesehatan yang benar-benar layak?
Faktanya, mengelola dana sebesar itu bukan perkara mudah. Di balik tumpukan uang tersebut, ada risiko besar, mulai dari potensi kebocoran hingga pengelolaan yang kurang efektif. Bayangkan jika dana ini terselip atau tidak sampai ke tangan yang membutuhkan. Di sinilah kita butuh sosok seorang "jenderal" yang berdedikasi dan kreatif untuk memimpin BPJS Kesehatan – seseorang yang tidak hanya sekadar mengelola, tetapi juga memahami arti layanan kesehatan sebagai hak dasar yang harus dijaga mati-matian.
Kreativitas Adalah Kunci di Balik Anggaran Besar
Kita tak butuh pemimpin yang hanya berpikir aman dan nyaman dalam menjalankan tugasnya. Di era yang serba cepat ini, seorang direktur BPJS harus punya ide-ide kreatif. Bayangkan jika BPJS mampu memanfaatkan teknologi untuk mengefisienkan dana, mempercepat proses klaim, atau bahkan memperbaiki sistem layanan secara daring. Hal-hal seperti ini tidak lagi opsional, tapi harus diprioritaskan.
Mari ambil contoh layanan kesehatan di pelosok negeri. Faktanya, tidak semua wilayah punya akses yang mudah ke fasilitas kesehatan. Nah, seorang pemimpin yang inovatif akan berpikir, bagaimana cara mengakali masalah ini? Bagaimana kalau bekerja sama dengan sektor swasta atau komunitas lokal untuk memperluas jangkauan layanan kesehatan? Ini bukan cuma soal angka, tapi soal kreativitas dan keberanian untuk berpikir di luar kotak demi kepentingan rakyat banyak.
Dana Rakyat, Transparansi adalah Harga Mati
Dana BPJS bukan milik segelintir orang. Ini hasil jerih payah semua warga negara. Karena itu, transparansi bukan hanya pilihan, tetapi kewajiban mutlak. Seorang direktur yang baik tidak hanya fokus pada hasil, tetapi juga memastikan bahwa prosesnya dapat dipertanggungjawabkan. Masyarakat berhak tahu ke mana uang mereka pergi, dan mengapa. Mereka berhak untuk melihat secara langsung bagaimana dana yang disetorkan setiap bulan benar-benar digunakan untuk meningkatkan layanan kesehatan.
Ingat, transparansi adalah akar dari kepercayaan. Jika BPJS mampu membuktikan bahwa dananya dikelola dengan jujur dan terbuka, masyarakat akan lebih yakin dan mendukung penuh program ini. Jadi, seorang pemimpin yang transparan dan berintegritas adalah kunci untuk mendapatkan kepercayaan publik, sebuah modal yang tak ternilai harganya.
Baca juga:
Prajurit Brebes Lanjutkan Berlatih Goju Ryu
|
Pemimpin BPJS Harus Sigap, Tidak Sekadar Duduk Manis di Kantor
Di tengah beragam tantangan, mulai dari regulasi hingga dinamika kesehatan, BPJS memerlukan pemimpin yang sigap dan responsif. Pandemi COVID-19 adalah bukti nyata bahwa kita butuh pemimpin yang bisa berpikir dan bertindak cepat. Ini bukan sekadar mengatur angka atau menandatangani berkas, tapi tentang keberanian untuk mengambil langkah-langkah strategis yang bisa menyelamatkan nyawa. Pemimpin BPJS yang baik akan mendengar keluhan rakyat, bergerak cepat mencari solusi, dan sigap menghadapi berbagai situasi krisis.
Seorang direktur BPJS harus menjadi sosok yang siap turun tangan, bukan sekadar berada di balik meja. Mereka harus mau mendengar suara rakyat, mengatasi masalah secara langsung, dan siap meluncurkan inisiatif baru ketika keadaan mendesak.
Menghadirkan Layanan Kesehatan yang Seutuhnya, Tidak Setengah-Setengah
Pada akhirnya, dengan anggaran besar dan harapan rakyat yang tinggi, seorang direktur BPJS yang berdedikasi dan kreatif bisa menjadi titik balik layanan kesehatan di Indonesia. Dedikasi akan memastikan bahwa semua upaya dan kebijakan yang diambil berpihak pada kepentingan rakyat. Kreativitas memungkinkan direktur untuk terus berinovasi, melawan ketidakmungkinan, dan menemukan jalan keluar di tengah kebuntuan. Dua hal ini adalah senjata utama yang akan membawa BPJS dari sekadar penyelenggara, menjadi lembaga yang mampu menghadirkan layanan kesehatan yang utuh, paripurna, dan merata bagi seluruh rakyat Indonesia.
Jadi, apakah kita sudah punya "jenderal" BPJS yang mampu mengemban tanggung jawab besar ini? Seorang pemimpin yang tak takut untuk bertindak di tengah tekanan, yang berpikir kreatif demi masa depan kesehatan rakyat, dan yang transparan demi menjaga kepercayaan publik. Karena sesungguhnya, hanya dengan pemimpin seperti itulah dana BPJS yang besar itu bisa benar-benar bermanfaat bagi mereka yang berhak, yaitu rakyat.
Jakarta, 03 November 2024
Hendri Kampai
Ketua Umum Jurnalis Nasional Indonesia/JNI/Akademisi